Tradisi Endog-Endogan di Banyuwangi: Mengenal Salah Satu Budaya NU yang Menarik Ketika Maulid

Suasana tradisi endog-endogan di Banyuwangi. (doc. banyuwangikab.go.id)
Suasana tradisi endog-endogan di Banyuwangi. (doc. banyuwangikab.go.id)

Sejak awal abad 20 tradisi Endog-endogan menjadi tradisi yang turun-temurun di Banyuwangi. Tradisi Endog-Endogan di Banyuwangi merupakan salah satu ritual budaya yang unik dan banyak makna. Tradisi ini dilaksanakan sebagai bentuk perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, yaitu hari kelahiran Nabi Muhammad.

Tradisi Endog-Endogan berasal dari kata “endog” yang berarti telur. Pada perayaan ini, telur dihias dengan beraneka warna dan ditempatkan dalam sebuah wadah berbentuk kerucut yang disebut “cenker” atau “undak-undakan.” Tradisi ini merupakan simbol rasa syukur dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW.

Bacaan Lainnya

Dalam memeriahkan acara Endog-endogan harus memperhatikan beberapa aspek penting untuk menjaga kelestarian budaya, dalam pelaksanaannya harus mempersiapkan beberapa komponen, yakni yang pertama Perebusan Telur, perebusan telur dihias dengan warna-warni yang mencolok.

Hiasan ini melambangkan berbagai kebajikan dan kebaikan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Kedua Pembuatan Cenker, cenker dibuat dari bambu dan dihiasi dengan daun kelapa muda serta berbagai hiasan lainnya. Cenker ini kemudian diisi dengan telur-telur yang telah dihias.

Ketiga yakni arak-arakan, Pada hari perayaan, warga membawa cenker yang berisi telur dalam sebuah arak-arakan. Arak-arakan ini biasanya diiringi oleh musik tradisional dan lantunan salawat. Kemudian, terakhir yakni Pembagian Telur, Setelah arak-arakan, telur-telur tersebut dibagikan kepada warga sebagai simbol berkah dan kebersamaan.

Arak-arakan warga membawa cenker yang berisi telur dalam sebuah arak-arakan. (doc. selidikkasus.com)
Arak-arakan warga membawa cenker yang berisi telur dalam sebuah arak-arakan. (doc. selidikkasus.com)

Tradisi Endog-Endogan memiliki makna yang dalam bagi masyarakat Banyuwangi. Selain sebagai bentuk penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW, tradisi ini juga mencerminkan nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, dan rasa syukur atas berkah yang diberikan oleh Tuhan.

Baca Juga: Pilar-Pilar Tauhid dalam Islam: “Rububiyah, Uluhiyah, dan Asma’ wa Sifat”

Seiring dengan perkembangan zaman, tradisi Endog-Endogan terus dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat Banyuwangi. Pemerintah daerah juga turut mendukung pelestarian tradisi ini sebagai bagian dari upaya mempromosikan pariwisata budaya. Tradisi ini tidak hanya menjadi sarana pelestarian budaya, tetapi juga menarik perhatian wisatawan yang ingin menyaksikan keunikan dan kekayaan budaya Banyuwangi.


Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03
Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *