Padukuhan Malangan, Krajan.id – Sebagai upaya edukasi dan pemberdayaan masyarakat, tujuh mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengadakan seminar bertajuk Penanggulangan Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan Metode Ovitrap pada Sabtu (3/11/2024) di Padukuhan Malangan, Sumberagung, Moyudan, Sleman. Kegiatan yang dihadiri oleh 25 anggota PKK ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pencegahan dini terhadap wabah DBD.
Seminar ini dilatarbelakangi tingginya kasus DBD di Padukuhan Malangan sepanjang Januari hingga Agustus 2024. Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman dan Puskesmas Moyudan menunjukkan bahwa wilayah ini mencatat kasus DBD tertinggi di tahun tersebut. Fakta ini mendorong mahasiswa UNY yang tergabung dalam Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) untuk berkontribusi melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Arum Kemangi, mahasiswa UNY sekaligus penanggung jawab program, menjelaskan bahwa seminar ini menggunakan pendekatan edukasi 5W+1H. Materi yang disampaikan meliputi penjelasan mengenai apa itu DBD, alasan pentingnya pencegahan, waktu yang tepat untuk pencegahan, lokasi pencegahan, pihak yang terlibat, hingga metode yang digunakan.
Baca Juga: PKL Mahasiswa UTM 2024: Belajar Proses Penanganan Kasus Pidana di Kejaksaan Negeri Bojonegoro
“Pemahaman ini penting untuk membantu masyarakat memutus siklus penularan DBD,” kata Arum.
Arum juga menekankan bahwa fogging bukan solusi utama dalam penanganan DBD. “Fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, sementara telur nyamuk tetap berkembang. Pencegahan harus menyeluruh dengan menyentuh akar masalah, salah satunya menggunakan metode ovitrap,” jelasnya.
Setelah sesi materi, para peserta diajak mempraktikkan pembuatan ovitrap, alat perangkap nyamuk sederhana yang terbuat dari botol plastik bekas. Botol tersebut dipotong, dilapisi plastik hitam untuk menarik nyamuk, dan diisi larutan campuran ragi, gula, dan air. Proses ini dilakukan dengan penuh antusias oleh para ibu PKK, yang kemudian memasang ovitrap di berbagai sudut rumah mereka.
“Total 25 ovitrap berhasil dibuat dan dipasang. Kami akan memantau efektivitasnya dalam tujuh hari ke depan,” ujar Arum.
Baca Juga: Mahasiswa UTM Jalani PKL di Pengadilan Negeri Bojonegoro, Dalami Sistem Hukum dan Teknologi e-Court
Kegiatan ini mendapat respons positif dari masyarakat. Umu Dhatiyah, Ketua PKK Padukuhan Malangan, menyatakan, “Saya baru tahu cara sederhana seperti ovitrap ternyata sangat membantu mencegah perkembangbiakan nyamuk. Harapannya, metode ini terus dilakukan agar warga terhindar dari DBD.”
Mahasiswa UNY berharap program ini dapat menjadi langkah awal pemberantasan DBD secara berkelanjutan dan memberdayakan masyarakat untuk lebih sadar pentingnya pencegahan dini. “Kami ingin program ini menjadi contoh kolaborasi antara institusi pendidikan, pemerintah, dan masyarakat dalam menghadapi tantangan kesehatan,” tambah Arum.
Kegiatan ini menunjukkan bagaimana edukasi berbasis aksi dapat memberikan dampak nyata bagi masyarakat, sekaligus memupuk sinergi antara berbagai pihak untuk menjawab permasalahan kesehatan bersama.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.