Inovasi Kukerta MBKM UNRI Ciptakan Sabun Padat Ramah Lingkungan dari Minyak Jelantah sebagai Pemberdayaan Ibu PKK Kelurahan Sekar Mawar

Sesi foto bersama setelah pelaksanaan kegiatan. (doc. Kukerta MBKM UNRI)
Sesi foto bersama setelah pelaksanaan kegiatan. (doc. Kukerta MBKM UNRI)

Krajan.id – Minyak Jelantah yang digunakan berkali-kali dapat menyebabkan masalah krusial bagi tubuh seperti resiko kolesterol, kanker, obesitas hingga penyakit degeneratif lainnya. Namun, jika dibuang, minyak ini akan menjadi limbah yang bisa mencemari lingkungan dan merusak ekosistem. Minyak jelantah sisa penggorengan ini ternyata bisa diolah dan memiliki manfaat yang besar bagi kesehatan, lingkungan serta ekosistem.

Melihat dampak yang ditimbulkan dari minyak jelantah tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) MBKM UNRI Program Studi Pendidikan Kimia dengan tekad dan semangat membuat inovasi baru yakni mengolah minyak jelantah menjadi sabun padat yang pastinya ramah lingkungan. Selain mengurangi limbah rumah tangga, adanya produk sabun ini dapat mengurangi pengeluaran untuk pembelian sabun.

Bacaan Lainnya

Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Kantor Lurah Kelurahan Sekar Mawar, Kecamatan Pasir Penyu, Kabupaten Indragiri Hulu, pada Selasa (20/08/2024) pukul 14.00 WIB – Selesai. Adapun sasaran dari kegitan ini adalah ibu-ibu Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kelurahan Sekar Mawar.

Kegiatan ini juga merupakan salah satu program kerja unggulan dari Kukerta MBKM UNRI Program Studi Pendidikan Kimia guna mengedukasi dan mengkonversikan mata kuliah yakni Kimia Terapan. Pelaksanaan kegiatan diawali dengan sosialisasi, demonstrasi dan praktik langsung oleh ibu-ibu PKK.

Eva Refita selaku ketua kelompok mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangat memberikan manfaat karena minyak jelantah yang sering jadi limbah rumah tangga begitu saja bisa dioptimalisasikan menjadi sabun yang ramah lingkungan.

“Minyak jelantah yang sudah digunakan berkali-kali seringkali dibuang begitu saja khususnya oleh ibu-ibu rumah tangga, padahal dampaknya begitu besar hingga bisa mencemari lingkungan. Maka dari itu kegiatan ini merupakan solusi atas permasalahan tersebut,” ujarnya.

Nurul Khafizah, salah satu anggota yang bertugas memberikan materi menjelaskan bahwa kegiatan ini sebagai upaya preventif mengurangi pencemaran lingkungan dan tentunya pembuatan sabun dari minyak jelantah ini menggunakan bahan-bahan yang mudah didapatkan.

“Ini merupakan salah satu upaya kita demi terbebas dari lingkungan yang tercemar dan yang pastinya menggunakan bahan-bahan rumah tangga yang mudah didapatkan,” ujarnya.

Demonstrasi dan praktik pembuatan sabun oleh ibu PKK. (doc. Kukerta MBKM UNRI)
Demonstrasi dan praktik pembuatan sabun oleh ibu PKK. (doc. Kukerta MBKM UNRI)

Proses pembuatan sabun merupakan proses reaksi kimia yang disebut dengan saponifikasi. Saponifikasi dilakukan dengan mereaksikan asam lemak dengan alkali (NaOH atau KOH) sehingga menghasilkan saponin (sabun). Produksi sabun ini hanya menggunakan 3 bahan dasar yaitu soda api (NaOH), minyak jelantah dan air.

Namun, untuk bahan tambahan seperti pewangi adalah opsional. Sebelum minyak jelantah yang akan digunakan, sebaiknya dilakukan penjernihan terlebih dahulu menggunakan arang atau kulit pisang selama kurang lebih 24 jam. Kemudian ketiga bahan dasar tadi ditimbang dengan takaran yang sesuai dan dicampurkan.

Baca Juga: Dukung Wujudkan Smart Village, Kelompok KKN UNS 239 Kembangkan Sistem Pelayanan Online Desa Ngombakan

Setelah adonan mulai mengental, ditambahkan pewangi sesuai selera. Selanjutnya ketika sudah mengental sempurna, adonan sabun bisa dicetak dengan bentuk sesuai keinginan.

Sesi penutupan dengan foto bersama ibu PKK. (doc. Kukerta MBKM UNRI)
Sesi penutupan dengan foto bersama ibu PKK. (doc. Kukerta MBKM UNRI)

Produk sabun hasil pengolahan limbah minyak jelantah ini dapat digunakan kurang lebih 4 minggu setelah dibuat agar pH dari sabun tersebut cenderung aman untuk kulit. Sabun ini dapat digunakan untuk mencuci peralatan makan/ alat masak, menghilangkan noda membandel pada pakaian dan lain sebagainya. Namun, sabun ini tidak disarankan sebagai sabun mandi dan sabun cuci muka karena alasan keamanan.

Baca Juga: Inovatif! Mahasiswa KKN UNS 2024 Ajak Siswa SD Belajar Coding Melalui Pembuatan Game

Ibu-ibu PKK Kelurahan Sekar Mawar mengaku senang dengan adanya kegiatan ini karena mereka mendapatkan ilmu baru dari pemanfaatan minyak jelantah.

“Dari minyak goreng bekas pakai yang kita hasilkan hampir tiap hari ternyata dapat menjadi sabun berjuta manfaat. Tak hanya itu, juga dapat mengurangi jumlah lingkungan yang tercemar akibat dari minyak jelantah ini,” ujar salah satu ibu PKK.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *