Krajan.id – Dosen Pembimbing KKN, Arwi Yudhi Koswara ST MT, menjelaskan bahwa Kecamatan Mojo di Kabupaten Kediri adalah salah satu daerah penghasil tebu yang signifikan. Sebagian besar tebu ini diolah menjadi gula merah, namun proses pengolahan masih menghadapi banyak kendala.
“Kolaborasi ini bertujuan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan tersebut,” ujar Arwi.
Salah satu tantangan terbesar dalam produksi gula merah di Kecamatan Mojo adalah penanganan limbah tebu. Residunya, yang dikenal sebagai tamte, sering kali tercampur dalam produk akhir gula merah, sehingga menimbulkan keraguan konsumen terhadap kehigienisan produk.
Untuk mengatasi masalah ini, tim KKN ITS menciptakan inovasi dengan menambahkan kipas angin di atas pan pengolahan yang berfungsi menangkap residu tamte agar tidak tercampur dalam gula merah.
Selain itu, limbah tebu yang dihasilkan juga menjadi perhatian utama. Tim KKN ITS bersama UNISKA menginisiasi produksi pakan ternak dari limbah tebu. Arwi menjelaskan, limbah tebu yang dikumpulkan akan diperkaya dengan zat protein untuk meningkatkan massa tubuh hewan ternak, terutama domba. Program ini tidak hanya membantu mengurangi limbah tetapi juga memberikan nilai tambah bagi para peternak setempat.
Baca Juga: Mengubah Limbah Menjadi Solusi, Inovasi Biochar oleh Mahasiswa KKN Siger Berjaya
Dalam aspek produksi, kurangnya peralatan menjadi kendala utama. Untuk itu, tim KKN ITS merancang Food Grade Cooking Pan, alat pemasakan dengan standar mutu tinggi yang diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi gula merah.
Dari segi pemasaran, tim KKN ITS juga mengembangkan branding yang lebih menarik dengan menonjolkan tiga keunggulan utama: bahan alami, halal, dan higienis. Selain itu, mereka juga mendorong pemasaran digital untuk memperluas jangkauan pasar.
Program yang direncanakan selesai pada Agustus mendatang ini mendapat sambutan positif dari warga dan pengrajin gula merah di Kecamatan Mojo. Mereka berharap program ini dapat berlanjut dan memberikan manfaat yang lebih luas.
Arwi menegaskan pentingnya keberlanjutan program ini dan perlunya kolaborasi yang lebih besar di masa depan. “Dengan improvisasi dari segi pendanaan dan kualitas sumber daya, kami berharap program seperti ini dapat terus berkembang,” tandas Arwi penuh harap.
Kolaborasi antara ITS dan UNISKA ini diharapkan dapat menjadi inspirasi dari sudut negeri, menunjukkan bagaimana inovasi dan kerja sama dapat mengatasi masalah produksi dan limbah, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.