Krajan.id – Mahasiswa KKN-TI IPB meluncurkan program inovatif untuk memanfaatkan limbah wol domba menjadi produk bernilai ekonomis bagi masyarakat. Kegiatan ini tidak hanya berfokus pada pemanfaatan limbah wol, tetapi juga edukasi kesehatan ternak bagi peternak setempat.
Desa Cipeuteuy dikenal sebagai sentra peternakan domba yang mengutamakan produksi daging dan bakalan. “Namun, selama ini limbah wol domba seringkali diabaikan dan berakhir dibakar, sehingga menyebabkan polusi udara,” tulis dalam press release yang diberikan, Sabtu (20/7/2024).
Menyadari potensi besar dari limbah ini, mahasiswa KKN-TI IPB berinisiatif membantu peternak dalam proses pencukuran wol domba dan mengubahnya menjadi Bantalan Wol (BAWOL), sebuah produk UMKM yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomi tinggi, Minggu (7/7/2024).
Program pencukuran wol dimulai dengan observasi dan pemilihan domba di Kampung Sukagalih, Dusun Pandan Arum. Domba-domba dengan bulu lebat dan memiliki bobot badan mencapai 50 kg dipilih untuk dicukur, satu ekor domba mampu menghasilkan antara 1 hingga 6 kg wol per ekor. Proses pencukuran ini tidak hanya meningkatkan nilai tambah produk, tetapi juga berperan penting dalam menjaga kesehatan ternak dari penyakit, jamur, dan parasit.
Baca Juga: Mahasiswa KKN 29 UINSA Gelar Aksi Reboisasi, Tanggulangi Kebakaran Hutan di Desa Pronojiwo
Setelah dicukur, wol direndam dalam deterjen selama 24 jam untuk menghilangkan bau dan kotoran. Kemudian, wol dijemur hingga kering sebelum dikemas ke dalam sarung bantal yang bisa disesuaikan dengan permintaan konsumen. Bantalan wol ini memiliki berbagai keunggulan, seperti ramah lingkungan, dapat terurai secara alami, hipoalergenik, dan tahan lama.
Namun demikian, bantalan berbahan wol juga memiliki kekurangan, yaitu memerlukan perawatan domba yang intensif. Apabila domba dirawat secara intensif, bulu yang dihasilkan akan memiliki kualitas yang baik.
“Ada beberapa kasus dimana jika domba mendapatkan perawatan yang tidak maksimal, wol domba yang didapatkan tidak akan sebagus dengan kualitas wol domba yang dirawat secara intensif. Wol domba tersebut dapat mengakibatkan dampak seperti menimbulkan reaksi gatal dan iritasi pada kulit,” tulisnya lebih lanjut.
Baca Juga: Teknologi Reverse Osmosis KKN Abmas ITS, Solusi Krisis Air Bersih Desa Pacalan
Program ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap potensi ekonomi dari limbah wol domba serta mendorong terciptanya produk UMKM yang berkelanjutan. Dengan demikian, Desa Cipeuteuy dapat semakin dikenal tidak hanya sebagai penghasil daging domba, tetapi juga produk kreatif berbasis limbah wol.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.