Kelurahan Lodoyong, Krajan.id – Mahasiswa KKN Reguler 83 Posko 5 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang mengadakan kunjungan ke sejumlah pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kelurahan Lodoyong, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, pada Kamis (16/11/2024). Kegiatan yang berlangsung dari pukul 10.00 hingga 15.00 WIB ini diikuti oleh seluruh anggota tim KKN.
Kelurahan Lodoyong dikenal sebagai salah satu kawasan dengan keragaman UMKM yang memadukan kreativitas, tradisi, dan inovasi untuk mendukung perekonomian lokal. Berbagai UMKM seperti produksi tempe, pembuatan rebana, bakpau, hingga aktivitas Paguyuban Mawar menjadi tujuan utama kunjungan para mahasiswa. Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi sekaligus menggali cerita inspiratif di balik keberhasilan para pelaku usaha.
UMKM Tempe di Lodoyong telah menjadi ikon lokal berkat kualitasnya yang unggul. Menggunakan kedelai pilihan, proses produksi tempe dilakukan secara tradisional dengan menjaga kebersihan.
Salah satu pengrajin tempe, mengungkapkan, “Kami memproduksi tempe mulai pukul 06.00 hingga 12.00 WIB setiap hari dengan bahan baku hingga tujuh kuintal kedelai. Tempe kami sudah merambah pasar luar daerah.”
Proses fermentasi yang cermat menjadikan tempe Lodoyong memiliki tekstur padat dan cita rasa khas.
Bakpau produksi Lodoyong juga mencuri perhatian mahasiswa. Dibuat dengan resep khas, bakpau ini memiliki tekstur lembut dengan berbagai varian isian, dari kacang hijau hingga cokelat.
“Bakpau ini bukan hanya disukai oleh masyarakat setempat, tetapi juga oleh wisatawan dari luar daerah. Kami bangga dapat ikut memperkenalkan cita rasa khas Lodoyong,” ujar salah satu pelaku UMKM bakpau.
Baca Juga: Perbedaan LASIK dengan PRK dan SMILE: Mana yang Tepat untuk Anda?
Paguyuban Mawar, yang sudah berdiri sejak tahun 2000, menjadi wadah bagi pelaku UMKM untuk berinovasi dalam produksi jajanan tradisional. Paguyuban ini memproduksi jajanan seperti bolu, arem-arem, hingga wedang tahu. “Kami biasanya memulai produksi pada malam hari agar jajanan tetap segar saat dijual keesokan harinya,” ujar Pak Muji, salah satu anggota Paguyuban Mawar. Produk mereka dijual di pasar tradisional, depan pabrik, dan gedung gotong royong.
Selain UMKM makanan, Lodoyong juga memiliki pabrik rebana yang telah berdiri sejak 1945. “Saya merupakan generasi kedua yang melanjutkan usaha ini. Pabrik ini awalnya didirikan oleh ayah saya,” ujar Pak Kamim, pemilik pabrik. Rebana Lodoyong menjadi salah satu produk unggulan yang banyak diminati, baik untuk kebutuhan seni tradisional maupun modern.
Baca Juga: Mahasiswa KKN UIN Walisongo dan SDN Ngampin 01 Jalin Kerja Sama Cegah Bullying
Tim KKN Reguler 83 Posko 5 UIN Walisongo berharap kunjungan ini dapat menjadi langkah awal kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat dalam mengembangkan UMKM. Tim KKN mengatakan, “Kami sangat terinspirasi oleh semangat dan dedikasi para pelaku UMKM di Lodoyong. Kami berharap dapat membantu mereka dalam promosi dan pelatihan pemasaran digital.”
Dengan potensi yang besar, UMKM di Lodoyong diharapkan terus berkembang dan mendapat dukungan penuh dari pemerintah serta masyarakat, menjadikan Lodoyong sebagai pusat ekonomi kreatif yang semakin diperhitungkan di Indonesia.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.