Krajan.id – Dalam upaya mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah dan pertanian berkelanjutan, sekelompok mahasiswa dari Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) yang tergabung dalam Kelompok 15 Kuliah Kerja Nyata (KKN) melaksanakan program pelatihan di Dusun Sokokerep.
Kegiatan ini, yang berlangsung pada Senin (5/08/2024), difokuskan pada pemanfaatan botol bekas sebagai sistem hidroponik sederhana serta pemanfaatan limbah rumah tangga menjadi pupuk kompos.
Bertempat di halaman RT 04 Pedukuhan Sokokerep, pelatihan ini dihadiri oleh puluhan warga setempat yang antusias untuk belajar. Hidroponik, sebagai teknik bercocok tanam tanpa tanah, menjadi salah satu materi utama dalam pelatihan ini.
Adisti Sesarya Hapsari, penanggung jawab program kerja, menjelaskan bahwa sistem hidroponik memungkinkan warga menanam sayuran di lahan terbatas dengan menggunakan air sebagai media tanam.
“Kami ingin memperkenalkan cara bercocok tanam yang tidak memerlukan lahan luas, sehingga cocok diterapkan di area perumahan yang sempit,” ujarnya.
Selain hidroponik, pelatihan ini juga mengajarkan warga cara mengolah limbah rumah tangga, seperti sisa sayuran, menjadi pupuk kompos yang kaya nutrisi. Proses dekomposisi ini dilakukan dengan bantuan mikroorganisme yang mengurai sisa sayuran menjadi pupuk organik.
“Dengan menggunakan pupuk kompos, warga dapat meningkatkan kesuburan tanah tanpa harus bergantung pada pupuk kimia yang bisa berdampak buruk pada lingkungan,” imbuh Adisti.
Dalam pelatihan ini, Adisti juga menekankan pentingnya program ini sebagai bentuk pengelolaan sampah dan pertanian yang ramah lingkungan.
“Program ini adalah wujud nyata dari inisiatif pengelolaan sampah dan pertanian berkelanjutan. Kami berusaha mengintegrasikan prinsip-prinsip ramah lingkungan dengan pemanfaatan sumber daya yang ada di sekitar kita, sehingga dapat mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan produktivitas pertanian secara berkelanjutan,” tambahnya.
Febri Anggito Damarjati, yang juga bertindak sebagai penanggung jawab program kerja, menyoroti bahwa metode hidroponik ini sangat cocok diterapkan di wilayah dengan lahan terbatas.
“Hidroponik memberikan solusi bagi masyarakat yang memiliki lahan sempit tetapi tetap ingin menanam sayuran segar di rumah. Selain itu, dengan memanfaatkan pupuk kompos dari limbah sayuran, kita dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan tanah,” jelas Febri.
Ketua RT 04 Dusun Sokokerep, Lilis Sudadi, memberikan apresiasi tinggi terhadap program yang diinisiasi oleh mahasiswa KKN UMBY ini.
“Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi kami. Warga jadi lebih paham bagaimana cara mengelola sampah rumah tangga menjadi sesuatu yang berguna, seperti pupuk kompos. Selain itu, kami juga belajar cara menanam sayuran dengan sistem hidroponik yang ternyata tidak sulit,” ungkapnya.
Kegiatan ini tidak hanya melibatkan teori, tetapi juga praktik langsung yang dipandu oleh mahasiswa. Warga diajak untuk mempraktikkan cara membuat sistem hidroponik sederhana dengan menggunakan botol bekas dan cara membuat pupuk kompos dari limbah sayuran.
Sesi diskusi dan tanya jawab juga diadakan untuk memastikan bahwa peserta memahami dengan baik setiap langkah yang diajarkan.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan warga Dusun Sokokerep dapat lebih mandiri dalam mengelola sampah dan menerapkan praktik pertanian yang ramah lingkungan. Mahasiswa KKN UMBY berharap, program ini bisa menjadi langkah awal dalam menciptakan komunitas yang lebih sadar akan pentingnya menjaga lingkungan dan mampu memanfaatkan sumber daya yang ada dengan lebih efektif.
Pelatihan yang diadakan oleh mahasiswa KKN UMBY ini bukan hanya sekadar program kerja biasa. Melalui kegiatan ini, mahasiswa tidak hanya berkontribusi terhadap pengelolaan sampah dan pertanian berkelanjutan, tetapi juga terhadap pemberdayaan masyarakat.
Baca Juga: UMKM Bawang Goreng Naik Kelas: Mahasiswa KKN UNDIP Pacu Penjualan Lewat Strategi Digital
Dengan mengajarkan cara membuat sistem hidroponik dan pupuk kompos, mereka membantu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan warga, memperbaiki kualitas tanah, serta mempromosikan praktik pertanian yang lebih ramah lingkungan. Ini adalah langkah penting menuju pembangunan komunitas yang lebih mandiri dan berkelanjutan.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.