Krajan.id – Desa Pesantren di Pemalang, yang selama ini dikenal dengan kekayaan hasil perikanannya, kini harus berhadapan dengan tantangan besar akibat abrasi dan banjir rob. Masalah ini telah menyebabkan kerusakan signifikan pada tambak dan pemukiman, terutama di Dusun Sidomulyo, yang terletak paling dekat dengan pantai.
Untuk membantu masyarakat menghadapi kondisi ini, Dipa Yudhayana, salah satu mahasiswa yang tergabung dalam Tim KKN II Universitas Diponegoro (UNDIP), meluncurkan program “Pembuatan Peta Perubahan Garis Pantai 10 Tahun Terakhir”.
Program ini bertujuan menyediakan data akurat mengenai perubahan garis pantai sebagai acuan penting dalam perencanaan penggunaan lahan dan pembangunan yang berkelanjutan di wilayah terdampak.
“Data ini sangat penting bagi warga untuk memahami sejauh mana perubahan garis pantai yang terjadi, sehingga mereka dapat lebih siap menghadapi dampak abrasi dan banjir rob,” ujar Dipa Yudhayana saat menjelaskan tujuan dari program ini.
Kegiatan ini melibatkan digitasi garis pantai, pengolahan data, serta pembuatan dan pencetakan peta yang nantinya akan disosialisasikan kepada warga desa. Peta ini juga merupakan lanjutan dari program kerja monodisiplin yang telah dilakukan dalam Operasi Cerdas Berdikari sebelumnya.
Dengan adanya peta perubahan garis pantai ini, diharapkan masyarakat Desa Pesantren dapat lebih bijak dalam memanfaatkan lahan dan lebih siap menghadapi dampak lingkungan yang semakin parah.
“Peta ini bukan hanya sekadar gambar, tetapi panduan untuk masa depan yang lebih baik bagi Desa Pesantren,” tambah Dipa.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.