Pendidikan selalu menjadi aspek fundamental dalam perjalanan hidup manusia. Fungsinya yang esensial mencakup pembentukan generasi emas yang berkualitas, berwawasan, dan berorientasi pada kemajuan. Dalam prosesnya, pendidikan memaksimalkan potensi manusia melalui pembelajaran metodis yang berorientasi pada manfaat bagi individu, masyarakat, dan negara.
Pendidikan menengah, sebagai salah satu jenjang utama, mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat lebih tinggi atau memasuki dunia kerja sesuai bidang keahliannya.
Di Indonesia, pendidikan menengah terbagi menjadi dua jalur utama: SMA (Sekolah Menengah Atas) dan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan). Keduanya memiliki tujuan, kurikulum, dan metode pembelajaran yang berbeda. SMA lebih berfokus pada pengembangan akademik dan teori sebagai persiapan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Sebaliknya, SMK dirancang untuk memberikan keterampilan praktis yang sesuai dengan jurusan dan minat siswa, sehingga lulusan siap bekerja.
Namun, lulusan SMK tidak hanya terbatas pada dunia kerja. Semakin banyak siswa SMK yang kini bercita-cita melanjutkan pendidikan tinggi demi memperluas wawasan dan meningkatkan keahlian mereka. Langkah ini menunjukkan bahwa lulusan SMK juga memiliki potensi besar untuk bersaing di dunia akademik, meski kerap menghadapi stigma sosial yang menganggap mereka kurang cocok melanjutkan ke perguruan tinggi.
Perguruan tinggi menjadi jenjang pendidikan yang sangat penting untuk mencetak sarjana yang tidak hanya memiliki kompetensi akademik, tetapi juga menjunjung tinggi nilai-nilai etika dan berkontribusi pada pembangunan bangsa. Di Indonesia, jalur masuk perguruan tinggi negeri (PTN) diatur melalui tiga mekanisme: Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP), Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT), dan jalur Mandiri.
Universitas Sebelas Maret (UNS) di Surakarta menjadi salah satu PTN favorit dengan persaingan yang sangat ketat. Pada 2024, UNS menerima 101.449 pendaftar melalui jalur SNBT, menjadikannya PTN dengan jumlah pendaftar terbanyak kedua di Indonesia. Selain dikenal sebagai universitas unggulan dengan berbagai prestasi akademik dan riset, UNS juga menawarkan lingkungan belajar yang strategis, nyaman, serta kental dengan budaya Jawa, yang menarik minat calon mahasiswa dari berbagai daerah.
Persaingan ketat untuk masuk UNS tidak menyurutkan semangat para lulusan SMK, termasuk dari SMK Farmasi Nasional Surakarta. Tahun ini, sebanyak 10 siswi dari sekolah tersebut berhasil diterima di UNS melalui berbagai jalur seleksi.
Di antaranya, satu siswi diterima melalui SNBP, empat siswi melalui SNBT, dan lima siswi melalui jalur mandiri. Mereka diterima di berbagai program studi seperti S-1 Kimia, S-1 Farmasi, dan S-1 Ilmu Lingkungan.
Keberhasilan ini membuktikan bahwa lulusan SMK tidak kalah unggul dibandingkan lulusan SMA. Dengan bekal keterampilan praktik yang mendalam selama di SMK, mereka mampu mengintegrasikan teori dan praktik di perguruan tinggi secara lebih baik. Hal ini menjadi nilai tambah dalam pembelajaran akademik yang lebih spesifik di tingkat universitas.
Salah satu siswi, misalnya, mengungkapkan bahwa keberhasilannya masuk UNS merupakan hasil dari kerja keras dan dukungan guru-guru SMK yang memberikan bimbingan intensif. “Kami merasa tantangan ini sangat berat, tetapi dukungan dari sekolah membuat kami yakin untuk bersaing di jalur SNBT dan jalur lainnya,” tuturnya.
Stigma yang menganggap lulusan SMK kurang kompeten untuk melanjutkan pendidikan tinggi perlahan mulai terkikis. Prestasi yang diraih para siswi SMK ini menjadi bukti nyata bahwa lulusan SMK juga memiliki kapasitas intelektual yang setara dengan lulusan SMA.
Modernisasi dan globalisasi semakin menuntut individu untuk memiliki wawasan yang lebih luas, di mana gelar pendidikan tinggi menjadi salah satu faktor kualifikasi kerja yang penting.
Pandangan masyarakat terhadap lulusan SMK harus diubah. Mereka tidak lagi hanya dipersiapkan untuk langsung bekerja, tetapi juga diberi kesempatan yang sama untuk melanjutkan pendidikan. Dengan dukungan sistem pendidikan yang merata, pemerintah diharapkan dapat mendorong kurikulum yang memberikan ruang lebih luas bagi lulusan SMK untuk berkompetisi di dunia akademik.
Baca Juga: Merawat Kehangatan Komunikasi Langsung di Era Digital
Kisah perjuangan siswi SMK Farmasi Nasional Surakarta ini menjadi teladan bagi generasi muda lainnya. Semangat dan kerja keras mereka menunjukkan bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk meraih mimpi. Kesuksesan mereka juga menunjukkan bahwa dengan persiapan matang, kerja keras, dan dukungan yang memadai, lulusan SMK mampu bersaing di tingkat nasional.
Dukungan keluarga, sekolah, dan lingkungan menjadi kunci keberhasilan mereka. Selain itu, kesadaran bahwa pendidikan adalah hak semua orang tanpa memandang latar belakang pendidikan menengah, perlu ditanamkan dalam masyarakat. Dengan begitu, setiap individu, termasuk lulusan SMK, dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing.
Melalui kisah ini, harapannya adalah semakin banyak lulusan SMK yang percaya diri untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Mereka tidak hanya membawa nama baik sekolahnya, tetapi juga membuktikan bahwa lulusan SMK memiliki potensi besar untuk berkontribusi pada pembangunan bangsa.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.