Berbeda dari pendidikan tradisional, sekolah Waldorf menawarkan pendekatan holistik yang berfokus pada pengembangan intelektual, artistik, dan praktis siswa. Sekolah ini adalah pilihan alternatif bagi orang tua yang ingin anaknya menjadi orang yang ingin tahu, kreatif, dan siap untuk hidup di dunia nyata karena kurikulumnya yang unik, metode penilaian yang kualitatif, dan penekanan pada imajinasi.
Anda ingin mengunjungi sekolah Waldorf dengan anak Anda atau hanya ingin tahu tentang karakteristiknya? Dalam artikel ini, Anda akan menemukan jawabannya!
Darimana sih Waldorfschule ini?
Pada tahun 1919 Emil Molt, pemilik Perusahaan Rokok Waldorf-Astoria, meminta Rudolf Steiner untuk mendirikan sekolah Waldorf pertama di Stuttgart, Jerman. Molt ingin anak-anak pekerjanya menerima pendidikan inovatif yang menyeluruh. Sekolah ini terbuka untuk semua siswa, bersifat koedukasi, terintegrasi selama 12 tahun, dan dikelola oleh guru tanpa bantuan negara atau sumber ekonomi (Hemleben, 1975; Barnes, 2012). Sekolah ini mengadopsi filosofi antroposofi Steiner, yang mana menekankan pada perkembangan anak secara holistik, yang mencakup keterampilan intelektual, artistik, dan praktis. Hal ini mendukung tujuan aliran pendidikan sekolah ini, yaitu memberikan kreativitas dan imajinasi siswa.
Penyebaran aliran pendidikan ini cukup pesat, khususnya di Jerman, Swiss, Belanda, Inggris, Norwegia, Swedia, Hongaria, Austria, dan Amerika Serikat. Menurut Waldorf 100 (2020), pada awal Perang Dunia Kedua terdapat 34 sekolah Waldorf. Pada akhir abad ke-20, mereka mencapai lebih dari 1.200 sekolah independen dan hampir 2.000 taman kanak-kanak di 75 negara. Sekolah Waldorf modern terus mengedepankan keterlibatan komunitas dengan menekankan seni, alam, dan imajinasi, meskipun beberapa keyakinan Steiner menimbulkan kontroversi (Van Buren, 2020).
Sekolah Alam? Atau Sekolah Seni? Bukan Semua lho!
Pendidikan Waldorf mengutamakan kreativitas dan imajinasi siswa untuk mendorong mereka untuk berpikir dan bertindak secara mandiri. Keanekaragaman seni seperti seni rupa, drama, musik, dan kerajinan tangan tersedia dalam kurikulum, yang memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan diri secara bebas.
Guru juga memiliki banyak kebebasan dalam memilih materi kurikulum dan metode pengajaran, untuk kemudian disesuaikan dengan kelas serta kebutuhan siswa. Penilaian dilakukan secara kualitatif, sementara ujian standar negara hanya untuk keperluan pendidikan lanjutan (ke perguruan tinggi); sehingga penilaian terhadap perkembangan siswa dapat dilakukan dengan lebih mendalam daripada penilaian numerik pada umumnya.
Kurikulum juga telah dibuat untuk memenuhi kebutuhan anak-anak yang berubah seiring mereka berkembang dan berkembang, sehingga tetap relevan dan bermanfaat. Lingkungan kelas Waldorf menggunakan bahan-bahan alami dan berfokus pada menciptakan rasa keamanan dan kebersamaan. Menurut James (2022), ruang kelas yang nyaman dan menarik ini mendorong siswa untuk meneliti dan belajar melalui aktivitas langsung, sehingga suasana belajar lebih hidup dan menyenangkan.
Sekolah Waldorf juga menggunakan pengajaran kelas kecil, dengan seorang guru mendampingi siswa selama delapan tahun, yang menghasilkan hubungan yang erat dan kontinuitas dalam pembelajaran. Siswa juga diajarkan keterampilan praktis, seperti menjahit, menempa, menenun, dan membuat benda-benda dari kayu dan batu. Ini memastikan bahwa mereka memiliki kedua pengetahuan teoretis dan keterampilan praktis yang berguna.
Bagi pendidikan Waldorf, keterlibatan komunitas sangat penting. Siswa didorong untuk melakukan magang dan kerja sosial, dan orang tua bertanggung jawab atas pengaturan sekolah sehingga komunitas bukan hanya terbangun antara siswa dengan sekolah, tetapi juga siswa dengan lingkungannya (Informasi tentang “Freie Waldorfschule Graz”, n.d.).
Apa Bedanya dari Pendidikan Tradisional pada Umumnya?
Melalui pendekatan holistik yang mengintegrasikan keterampilan intelektual, artistik, dan praktis, pendidikan Waldorf menawarkan alternatif yang signifikan pun unik untuk pendidikan tradisional. Holistik disini mengacu pada cakupannya yang berfokus pada aspek emosional, sosial, dan spiritual, sehingga setiap siswa tumbuh menjadi orang yang seimbang dan penuh minat, juga berempati tinggi.
Kurikulumnya yang unik menggabungkan berbagai subjek seperti bahasa, matematika, sains, dan ilmu sosial dengan seni, musik, dengan keterampilan nyata seperti memasak, berkebun, dan pekerjaan tangan. Pendekatan multidisiplin ini tidak hanya membantu siswa dalam menumbuhkan imajinasi dan kreativitas mereka, tetapi juga meningkatkan cara mereka berpikir dan kepekaan terhadap sekitar (Tamarack Waldorf School, n.d.; Ogeltree, 1979; Kimberton Waldorf School, 2016).
Sekolah Waldorf menggunakan evaluasi verbal yang mendalam dan penilaian kualitatif untuk mengukur kemajuan siswa, berbeda dengan pendidikan tradisional yang sering bergantung pada ujian dan nilai standar. Sehingga sekolah dapat memberikan gambaran yang lebih menyeluruh kepada orang tua tentang kemampuan dan perkembangan setiap siswa. Ini memungkinkan dukungan yang lebih khusus sesuai dengan kebutuhan dan potensi siswa, baik dari sekolah maupun keluarga di rumah.
Struktur kelas sekolah Waldorf juga berbeda. Alih-alih satu kelas berisi puluhan siswa, di kelas bawah, siswa tetap belajar dengan guru yang sama dari kelas satu hingga empat, yang menciptakan ikatan yang kuat dan kontinuitas dalam pembelajaran. Di kelas atas, siswa tetap memiliki wali kelas yang konsisten, yang memberikan dukungan dan bimbingan yang terus menerus.
Pendidikan Waldorf mengutamakan permainan imajinatif, pengalaman sensorik, dan keterampilan praktis, seperti membuat kue, melukis, dan bercerita, untuk anak usia dini. Metode ini adalah cara yang alami dan menyenangkan untuk membantu anak kecil mengembangkan keterampilan kognitif dan motorik mereka.
Baca Juga: Sekolah Alam sebagai Pendidikan Alternatif
Pelatihan komprehensif tentang kurikulum dan perkembangan anak diberikan kepada guru di sekolah Waldorf untuk memastikan mereka mampu menerapkan pendekatan holistik ini dengan sukses dan menciptakan lingkungan yang mendukung. Pelatihan komprehensif ini mempersiapkan guru untuk menginspirasi dan membimbing siswa dalam setiap fase perkembangan mereka (Tamarack Waldorf School, n.d.).
Jembatani Masa Depan Gemilang Anak dengan Pendidikan yang Menyenangkan
Pendidikan Waldorf adalah alternatif yang inovatif dan bermakna dibandingkan dengan pendidikan tradisional, yang sering berfokus pada ujian, hafalan, dan kurikulum yang kaku. Dengan pendekatan yang lebih fleksibel dan berpusat pada siswa, proses belajar menjadi perjalanan yang inspiratif dan transformatif, terlebih menyenangkan bagi siswa. Dengan demikian, sekolah Waldorf adalah pilihan yang tepat untuk membangun siswa yang ingin tahu, kreatif, dan siap menghadapi dunia. Untuk itu, sangat cocok nih bagi kalian parents yang ingin mendukung sisi intelektual, artistik, dan praktis anak!
References
Barnes, H. (2012). Waldorf Education…An Introduction. Association of Waldorf Schools of North America. https://www.waldorflibrary.org/images/stories/articles/barnes_introwaldorfed.pdf
Hemleben, J. (1975). Rudolf Steiner: A Documentary Biography. Henry Goulden Limited.
History. (2020). Waldorf 100. Retrieved June 18, 2024, from https://www.waldorf-100.org/en/waldorf-education/history/
Information about the „Freie Waldorfschule Graz“. (n.d.). Freie Waldorfschule Graz. Retrieved June 18, 2024, from http://waldorf-graz.at/schule/information-about-the-freie-waldorfschule-graz/
James, M. (2022, December 23). Waldorf vs Montessori Schools-Don’t Decide Until You’ve Read. GrowGo Kids. Retrieved June 18, 2024, from https://growgokids.com/blogs/the-montessori-blog/waldorf-vs-montessori
Kimberton Waldorf School. (2016, January 23). Waldorf Education: A Comparison to Mainstream Education. Kimberton Waldorf School. Retrieved June 18, 2024, from https://www.kimberton.org/waldorf-education-to-mainstream-education-a-comparison/
Ogeltree, E. J. (1979). Introduction to Waldorf Education: Curriculum and Methods. University Press of America.
Tamarack Waldorf School. (n.d.). The Waldorf Difference. Tamarack Waldorf School. Retrieved June 18, 2024, from https://www.tamarackwaldorf.org/the-waldorf-difference
Van Buren, A. (2020, April 19). What Is the Waldorf School Method? The New York Times. https://www.nytimes.com/2020/04/19/parenting/waldorf-school.html