Mahasiswa KKN UNRI Latih Ibu-Ibu PKK Madani Ubah Minyak Jelantah Jadi Lilin Aromaterapi, Peluang Usaha Baru yang Ramah Lingkungan

Sesi foto bersama mahasiswa KKN UNRI dengan Ibu-ibu PKK Kelurahan Madani setelah melakukan pelatihan pengolahan limbah minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi. (doc. KKN UNRI)
Sesi foto bersama mahasiswa KKN UNRI dengan Ibu-ibu PKK Kelurahan Madani setelah melakukan pelatihan pengolahan limbah minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi. (doc. KKN UNRI)

Krajan.id – Dalam upaya mengurangi pencemaran lingkungan sekaligus memberikan peluang ekonomi baru bagi masyarakat, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Riau (UNRI) mengadakan pelatihan pembuatan lilin aromaterapi berbahan dasar minyak jelantah. Kegiatan ini dilaksanakan pada (18/7/2024) di Kantor Lurah Madani dan dihadiri oleh 30 anggota PKK Kelurahan Madani.

Bacaan Lainnya

Ridho Ignasius, salah satu mahasiswa KKN UNRI yang menjadi pelaksana kegiatan ini, menjelaskan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk memberikan solusi bagi masalah pencemaran lingkungan akibat pembuangan minyak jelantah yang tidak terkontrol.

“Minyak jelantah merupakan bahan yang dapat merusak lingkungan jika dibuang sembarangan. Minyak yang dibuang dapat masuk ke saluran air yang ujungnya akan bermuara ke perairan seperti sungai dan laut, sehingga dapat menyebabkan pencemaran. Oleh karena itu, kami berinisiatif membuat program kerja ini untuk mengurangi pencemaran lingkungan akibat pembuangan minyak jelantah,” ujar Ridho.

Ibu-ibu PKK Kelurahan Madani sat mengikuti pelatihan pengolahan limbah minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi. (doc. KKN UNRI)
Ibu-ibu PKK Kelurahan Madani sat mengikuti pelatihan pengolahan limbah minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi. (doc. KKN UNRI)

Dalam pelatihan tersebut, Ridho memaparkan secara rinci proses pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah. “Prosesnya dimulai dengan merendam minyak jelantah semalaman dengan arang untuk menghilangkan bau. Kemudian, minyak dipanaskan bersama stearin hingga keduanya tercampur. Setelah itu, campuran tersebut dituangkan ke dalam wadah tahan panas yang telah berisi krayon sebagai pewarna, lalu ditambahkan essential oil secukupnya. Setelah diaduk hingga rata, campuran tersebut dituangkan ke dalam cetakan lilin dan dimasukkan sumbu. Lilin kemudian didiamkan hingga mengeras dan siap digunakan,” jelas Ridho.

Meskipun proses pembuatannya terbilang sederhana, Ridho mengakui adanya tantangan khusus, terutama dalam menentukan jumlah essential oil yang tepat untuk menghasilkan aroma yang diinginkan.

Baca Juga: Cegah DBD Sebelum Mewabah: Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro Ajak Ibu-Ibu PKK Dusun Wates Memanfaatkan Tanaman Serai sebagai Spray Anti Nyamuk

“Tantangan utama adalah penambahan essential oil yang tidak bisa dipastikan jumlahnya. Kadang, meskipun sudah menambahkan dalam jumlah banyak, aromanya masih belum tercium dengan jelas,” ungkapnya.

Antusiasme dari ibu-ibu PKK sangat tinggi, terbukti dari banyaknya peserta yang aktif mengikuti seluruh tahapan pelatihan.

“Ibu-ibu PKK sangat antusias, mereka tertarik dengan proses pembuatan lilin ini karena bahan utamanya mudah didapatkan dari kegiatan sehari-hari,” kata Ridho. Lebih lanjut, mahasiswa Prodi Teknik Elektro itu mengungkapkan bahwa ibu-ibu PKK memberikan tanggapan positif terhadap hasil akhir lilin aromaterapi yang dihasilkan dan menunjukkan minat yang besar untuk mempelajari lebih lanjut.

Baca Juga: Ibu-Ibu Kader Posyandu ILP Semangat Mengabdi: Mahasiswa KKN UNDIP Siap Mendampingi dengan Penuh Dedikasi

Dalam pelatihan ini, Ridho dan timnya juga membahas potensi usaha berkelanjutan dari produksi lilin aromaterapi ini.

“Kami berencana untuk menjadikan produksi lilin ini sebagai usaha berkelanjutan hingga menjadi salah satu UMKM di Kelurahan Madani. Dengan demikian, selain mengurangi pencemaran lingkungan, program ini juga dapat menambah ide usaha bagi masyarakat sekitar,” ujarnya.

Ridho berharap program ini bisa diteruskan oleh masyarakat setempat dan didukung oleh pemerintah. “Harapan kami, program ini dapat dijalankan oleh masyarakat sekitar untuk mengurangi pencemaran lingkungan dan menambah penghasilan. Kami juga berharap pemerintah bisa mendukung program ini dengan mengembangkan dan mengajak masyarakat dalam menyukseskannya,” tambahnya.

Baca Juga: Meningkatkan Kapasitas dan Kompetensi UMKM: Peran Mahasiswa KKN TIM II Undip 2024 Gelar Penyuluhan Peningkatan UMKM bersama UPPKA

Melihat peluang pemasaran yang cukup menjanjikan, Ridho dan timnya sudah mencoba memasarkan lilin aromaterapi ini di acara MTQ Kecamatan Reteh, di mana produk ini mendapat respons positif dari masyarakat.

“Dalam acara tersebut, cukup banyak peminat lilin aromaterapi yang kami jualkan. Ini menunjukkan adanya potensi pasar yang bisa dikembangkan lebih lanjut,” kata Ridho optimis.

Program ini tidak hanya memberikan dampak positif bagi lingkungan dengan mengurangi polutan penyebab pencemaran, tetapi juga memberikan peluang bagi masyarakat untuk menciptakan usaha baru yang berbahan dasar dari barang yang mudah didapatkan dan ramah lingkungan.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *