Bunuh diri merupakan sebuah perilaku yang sudah diluar jangkauan dari nalar manusia. Terkadang para pelaku bunuh diri melakukannya secara tidak terduga, padahal perilaku ini dilarang dalam agama Islam. Mereka disuruh untuk bersujud dan seolah-olah melimpahkan semua beban hidup mereka kepada Allah SWT.
Orang yang melakukan ini tidak bisa dikatakan pelaku atau korban, karena mereka melakukan ini tentunya mereka juga merupakan korban dari serangan psikologi dari diri mereka sendiri. Diluar itu mereka menyembunyikan berbagai perasaan yang telah mereka alami selama mereka hidup. Disisi lain mereka juga merupakan orang yang harus dikasihani dan tidak boleh kita hakimi karena pertimbangan-pertimbangan moral yang ada.
Dalam kasus akhir-akhir ini terdapat sebuah kejadian yang cukup menarik, dilansir dari berita Borneo bahwa terdapat seorang mahasiswi yang melakukan bunuh diri sehabis mengerjakan tugas kuliah. Apakah kalian mengetahui apa motif perilaku ini? Tentunya kita semua bertanya-tanya, mengapa hal ini bisa terjadi. Tentunya bisa buktinya bahwa berita ini sudah sampai pada khalayak umum dan sudah ada fakta-fakta pendukung seperti lokasi, teman sebelum meninggal dan lain sebagainya.
Pengertian Teori Suicide dengan Realita
Perlu diketahui bahwa kasus bunuh diri sendiri bisa kita lihat dari kacamata akademik dan bisa kita analisis dengan ilmiah. Salah satu teori yang membahas mengenai perilaku ini adalah teori Suicide dari Emile Durkheim. Kalian tahu bahwa teori ini merupakan teori yang cukup terkenal di barat. Dalam pendekatannya Durkheim memberikan sebuah fakta-fakta sosial diluar dari diri individu atau pelaku. Jadi dia memfokuskan pada sesuatu diluar individu dengan pengamatannya.
Teori ini juga membagi menjadi dua dan masing-masing memiliki dua cabang yakni regulasi (Anomic Suicide dan Fatalistic Suicide) dan Integrasi (Altruistic Suicide dan Egoistic Suicide). Regulasi merupakan pengertian dari peraturan pada diri manusia, atau bisa dikatakan bahwa semakin longgar peraturan yang mengikat diri individu maka semakin tinggi tingkat bunuh diri atau anomic suicide. Sementara integrasi merupakan pengambilan dari bentuk masyarakat atau ketika integrasi terlalu rendah pada masyarakat maka tingkat bunuh diri akan tinggi atau egoistic suicide.
Keterkaitan Teori dengan Kasus
Kita lihat pada kasus yang terjadi pada 9 Maret 2024 pada pukul 16.15 ditemukan di depan lobi apartemen dengan kondisi terikat. Mereka melakukan ini tentunya dengan sebab, dan dari sini muncul berbagai asumsi. Mulai dari mereka melakukan ini karena faktor ekonomi atau dililit hutang. Bukti yang ada hanya dari CCTV dan belum ada bukti yang lain mengenai kasus ini.
Namun, kita bisa melihat sebuah perilaku yang berada disekitar korban atau kebiasaan sebelum melakukan bunuh diri. Dilansir dari CNN (20 Maret 2024) mereka memiliki masalah pada bidang bisnis, anak mereka juga telah putus sekolah dan mereka tidak memiliki komunikasi yang baik kepada keluarga besar.
Metode Analisa Kasus
Analisis yang bisa kita lakukan ketika kita mengimplementasikan dari teori Suicide Emile Durkheim. Pertama, kita lihat bukan dari dalam melainkan pada fakta-fakta sosial yang terjadi pada keluarga tersebut. Bisa kita lihat pada sekitar atau pada perilaku yang bisa kita lihat pada diri mereka. Kedua, ketika kita melihat kita mencoba untuk bertanya pada orang-orang sekitar dari para pelaku atau korban. Bagaimana perilaku mereka dan bagaimana orang sekitar memperlakukan mereka.
Kemudian, pada tahap terakhir adalah memberikan sebuah kesimpulan dari berbagai data yang telah kita dapat. Dengan demikian kasus yang terjadi bisa kita golongkan pada regulasi. Regulasi yang dimaksud adalah tipe anomic suicide yang mana regulasi ini menerkaitkan mereka tidak ada kemampuan untuk mengubah keadaan mereka dan tidak ada jalan keluar yang jelas.
Perlu juga kita ketahui bahwa ketika seorang hamba diberikan sebuah cobaan maka cobaan tersebut merupakan tidak lebih dari kemampuan hambanya. Hal ini yang diyakini umat Islam untuk menguatkan diri mereka agar tidak melakukan perilaku yang dinilai tidak etis dalam agama Islam. Walaupun banyak juga para pelaku atau korban bunuh diri juga merupakan agama Islam.
Namun, saya meyakini bahwa tidak ada yang perlu ditakutkan ketika kita sudah berada dijalan yang benar. Hal ini sudah dipraktekkan oleh para guru agama dan umat muslim di Indonesia atau pun di dunia. Kalian tentunya bertanya bagaimana kita bisa mengetahui bahwa jalan kita benar? Ya, dengan kita belajar dengan giat mengenai agama dan mendalaminya sampai tidak salah tafsir mengenai sesuatu hal.
Dengan demikian bahwa jelas sudah teori yang disampaikan oleh Emile Durkheim memiliki sebuah jalan yang diambil dari sisi luar dari diri manusia. Teori ini menekankan pada fakta sosial yang ada pada masyarakat, sehingga hal ini mudah untuk diamati dengan seksama. Walaupun tidak semua orang bisa melakukannya, perlu bahwa kita para manusia tetap menjaga diri ataupun menjaga orang yang berada pada sekitar kita. Jangan sampai mereka menjadi korban atau pelaku selanjutnya. Love your self and your family.