Di era modern ini, kemajuan teknologi memungkinkan banyak aktivitas yang dulunya memerlukan gerakan fisik kini bisa dilakukan dengan mudah tanpa harus bergerak. Contohnya, bekerja di depan komputer, menonton televisi, bermain ponsel, melakukan rapat, kuliah online, bermain gim, dan bahkan melakukan perjalanan jarak dekat dengan kendaraan.
Aktivitas ini secara tidak langsung mengubah kebiasaan harian kita, banyak yang menjadi malas bergerak dan tergolong sebagai “kaum rebahan.” Kondisi ini dikenal dengan istilah sedentary behavior, yaitu kegiatan yang dilakukan di luar waktu tidur dengan tingkat pengeluaran kalori yang sangat rendah, atau metabolic equivalent.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI tahun 2013, sedentary behavior adalah perilaku duduk atau berbaring sehari-hari di luar waktu tidur, baik di tempat kerja, rumah, maupun di perjalanan. Pola hidup ini mencerminkan kecenderungan malas atau jarang menggerakkan tubuh.
Berdasarkan durasinya, sedentary behavior dibagi menjadi tiga kategori: rendah (kurang dari 2 jam), sedang (2–5 jam), dan tinggi (lebih dari 5 jam). Gaya hidup ini berpotensi membawa dampak negatif bagi kesehatan, seperti peningkatan risiko penyakit jantung, obesitas, tekanan darah tinggi, dan gangguan mental. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjadikan olahraga sebagai bagian dari rutinitas sehari-hari guna menjaga kesehatan.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan bahwa sekitar 35% masyarakat Indonesia kurang melakukan aktivitas fisik. Orang yang kurang aktif memiliki peningkatan risiko kematian sebesar 20% hingga 30% dibandingkan mereka yang cukup aktif. WHO mencatat bahwa kurangnya aktivitas fisik menjadi penyebab kematian nomor empat di dunia, dengan lebih dari 2 juta kematian setiap tahun akibat gaya hidup pasif.
Berdasarkan rekomendasi WHO, orang dewasa usia 16–64 tahun disarankan melakukan setidaknya 150–300 menit aktivitas fisik aerobik dengan intensitas sedang setiap minggu, atau 75–150 menit untuk intensitas tinggi.
Selain itu, aktivitas penguatan otot dengan intensitas sedang yang melibatkan semua kelompok otot utama juga direkomendasikan dilakukan dua kali atau lebih dalam seminggu untuk manfaat kesehatan tambahan. WHO menekankan pentingnya menggantikan waktu duduk dengan aktivitas fisik apa pun untuk mengurangi dampak negatif dari sedentary behavior.
Melakukan sedikit aktivitas fisik jauh lebih baik daripada tidak sama sekali, dan lebih banyak aktivitas memberikan manfaat kesehatan yang optimal. Rekomendasi ini penting diterapkan untuk mengurangi efek buruk sedentary behavior.
Berolahraga memiliki banyak manfaat untuk mengatasi dampak sedentary behavior. Olahraga secara teratur membantu mencegah penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung dengan meningkatkan sirkulasi darah, menurunkan tekanan darah, dan mengurangi kadar kolesterol jahat.
Baca Juga: Cuaca Tak Menentu? Ini Tips Tetap Sehat Menghadapi Musim Pancaroba
Selain itu, olahraga berperan penting dalam menjaga kesehatan mental, meningkatkan suasana hati, mengurangi stres, serta meningkatkan kepercayaan diri. Penelitian menunjukkan bahwa individu yang aktif secara fisik cenderung memiliki tingkat kecemasan dan depresi yang lebih rendah.
Olahraga juga dapat meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan dengan menambah kebugaran fisik, kekuatan otot, dan fleksibilitas sehingga memudahkan aktivitas sehari-hari.
Aktivitas fisik juga menjadi sarana berinteraksi sosial. Bergabung dengan komunitas olahraga atau kelompok latihan tidak hanya memperkuat tubuh, tetapi juga memperkuat hubungan sosial yang positif, yang penting bagi kesehatan mental dan emosional.
Namun, meskipun banyak manfaat dari olahraga, beberapa orang merasa sulit untuk menyediakan waktu di tengah kesibukan. Mereka beranggapan bahwa pekerjaan dan tanggung jawab lainnya menghalangi komitmen mereka pada rutinitas olahraga. Penting diingat bahwa olahraga tidak harus selalu menghabiskan waktu berjam-jam di pusat kebugaran.
Baca Juga: Pengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Balita
Aktivitas sederhana, seperti berjalan kaki, bersepeda, atau senam di rumah, dapat dilakukan dalam waktu singkat dan tetap memberikan manfaat kesehatan yang berarti.
Di tengah gaya hidup sedentary behavior yang semakin meluas, menjadikan olahraga sebagai bagian dari rutinitas harian adalah hal yang krusial. Manfaat kesehatan fisik dan mental yang diperoleh dari olahraga sangat besar, mulai dari pencegahan penyakit hingga peningkatan kualitas hidup.
Meskipun mungkin ada tantangan dalam mengatur waktu, penting untuk tetap aktif. Beraktivitas fisik secara rutin akan membawa lebih banyak manfaat bagi kesehatan dibandingkan hanya berdiam diri. Jika memilih tetap menjadi “kaum rebahan,” bersiaplah menghadapi risiko kesehatan yang merugikan tubuh dan pikiran.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.