Krajan.id – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Andalas (UNAND) 2024 yang tengah bertugas di Nagari Suayan, Kecamatan Akabiluru, Kabupaten Lima Puluh Kota, tak hanya menyosialisasikan teknik pembuatan pupuk kompos kepada masyarakat setempat, tetapi juga mengusung perubahan signifikan dalam praktik pertanian yang berkelanjutan. Fokus utama program ini adalah mendorong petani untuk beralih dari ketergantungan pada pupuk kimia menuju pemanfaatan pupuk kompos yang ramah lingkungan dan lebih berkelanjutan.
Kegiatan ini melibatkan pelatihan langsung pembuatan pupuk kompos dari limbah feses sapi, yang diikuti oleh siswa-siswi SDN 01 Suayan, SDN 03 Suayan, serta para ibu dari Kelompok Tani Usaha Bunda di Nagari Suayan. Leaflet informatif yang berisi kelebihan pupuk kompos dan panduan langkah-langkah pembuatannya juga dibagikan untuk memperkuat pemahaman masyarakat.
Program ini lahir dari keprihatinan atas kondisi tanah pertanian di Nagari Suayan yang semakin menurun kualitasnya akibat penggunaan pupuk kimia secara berlebihan. Kondisi ini membuat petani setempat kesulitan untuk menanam kembali setelah panen, karena tanah menjadi kurang subur dan tidak produktif.
Mahasiswa KKN UNAND, yang terdiri dari Alfikhri dan Jihan Rahimmah dari Fakultas Peternakan, Mutiara Hidayatullah Alwi dari Jurusan Ilmu Tanah, Farid Yundrizal dari jurusan Agroteknologi, serta Ghaida Humaira Hasbullah dari jurusan Agribisnis, dengan bimbingan dosen Bapak Iwan Kurniawan, SH. MH., berinisiatif mengadakan program ini.
Mereka mengedukasi masyarakat bahwa pupuk kompos bukan hanya alternatif, tetapi solusi yang tahan lama dan lebih aman bagi lingkungan dibandingkan pupuk kimia.
“Adanya sosialisasi dan praktek terkait pembuatan pupuk kompos ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran anak-anak sedari dini tentang pentingnya menggunakan pupuk kompos dibandingkan pupuk kimia,” ungkap Ibu Nun, Kepala Sekolah SDN 01 Nagari Suayan, yang optimis bahwa generasi muda akan lebih peduli terhadap kelestarian lingkungan.
Baca Juga: Kelompok KKN 48 UMBY Lakukan Edukasi Pencegahan Phishing kepada Warga Padukuhan Jragum
Metode pembuatan pupuk kompos yang diperkenalkan menggunakan bahan-bahan seperti feses sapi yang telah diangin-anginkan, EM4, air kelapa, dan larutan gula merah sebagai sumber makanan bakteri. Proses ini membutuhkan waktu sekitar empat minggu hingga pupuk siap digunakan, dengan ciri khas berupa warna hitam pekat dan aroma tanah yang khas.
Keberhasilan program ini bukan hanya diukur dari hasil pupuk yang dihasilkan, tetapi juga dari dampak jangka panjang yang diharapkan mampu mengubah pola pikir dan praktik pertanian di Nagari Suayan.
Mahasiswa KKN UNAND berharap bahwa program ini akan menjadi langkah awal bagi petani lokal untuk lebih mandiri dan sadar lingkungan, dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitar mereka.
Dengan adanya peralihan ini, Nagari Suayan diharapkan menjadi contoh nyata bagaimana kearifan lokal dan inovasi dapat berjalan beriringan untuk menciptakan pertanian yang lebih berkelanjutan dan berdampak positif bagi kesejahteraan masyarakat.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.