Budaya merupakan identitas dan warisan berharga suatu bangsa yang perlu dijaga kelestariannya. Ia merupakan cerminan nilai-nilai luhur, kearifan, dan jati diri sebuah masyarakat yang telah terbentuk selama berabad-abad. Namun, di era globalisasi saat ini, upaya pelestarian budaya menghadapi tantangan yang tidak kecil. Arus globalisasi membawa pengaruh budaya asing yang sangat masif dan cenderung mengikis budaya lokal. Media sosial, hiburan, gaya hidup, dan tren global menjadi daya tarik tersendiri bagi generasi muda yang haus akan hal-hal baru.
Salah satu tantangan utama adalah menurunnya minat generasi muda terhadap budaya lokal. Mereka cenderung menganggap budaya tradisional sebagai sesuatu yang kuno, ketinggalan zaman, dan tidak lagi relevan dengan kehidupan modern. Akibatnya, banyak tradisi, kesenian, kearifan lokal, dan warisan budaya lainnya yang mulai terlupakan dan terancam punah. Generasi muda lebih tertarik mengikuti tren budaya populer dari luar negeri yang dianggap lebih kekinian dan menarik.
Tantangan lainnya adalah kurangnya dukungan dari pemerintah dan masyarakat dalam upaya pelestarian budaya, terutama dari segi pendanaan dan fasilitas. Banyak kegiatan dan program pelestarian budaya yang tersendat atau tidak berjalan maksimal karena minimnya anggaran dan infrastruktur pendukung. Di sisi lain, masih banyak masyarakat yang kurang menghargai dan mengapresiasi warisan budaya daerahnya sendiri.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, diperlukan upaya yang terkoordinasi dan sistematis dari berbagai pihak. Pertama, peran keluarga dan lingkungan masyarakat sangat penting dalam menanamkan kecintaan dan penghargaan terhadap budaya bangsa sejak dini. Orangtua harus menjadi teladan dalam melestarikan tradisi dan mengajarkannya kepada anak-anak. Mereka dapat mengajak anak-anak untuk terlibat dalam kegiatan budaya sejak kecil, seperti mengenakan pakaian adat, mempelajari tarian atau kesenian daerah, serta menonton pertunjukan budaya.
Kedua, sekolah dan lembaga pendidikan harus memasukkan muatan lokal dalam kurikulum dan kegiatan ekstrakurikuler secara lebih intensif. Dengan demikian, para pelajar dapat mengenal dan mempelajari budaya daerahnya secara lebih mendalam. Mereka perlu dibekali pengetahuan tentang sejarah, nilai-nilai, dan kekayaan budaya daerah sejak dini agar tumbuh rasa bangga dan kecintaan terhadap budaya sendiri.
Ketiga, pemerintah perlu meningkatkan anggaran dan fasilitas untuk pelestarian budaya, baik dalam bentuk pembinaan, festival, atau pembangunan pusat-pusat kebudayaan. Pemerintah daerah dapat mengalokasikan dana khusus untuk mendukung kegiatan dan program pelestarian budaya, seperti memberikan bantuan bagi sanggar seni tradisional, mengadakan festival budaya tahunan, serta membangun museum atau pusat kebudayaan yang representatif.
Selain itu, para pelaku seni dan budaya harus lebih kreatif dalam mengemas dan mempromosikan budaya lokal agar lebih menarik bagi generasi muda. Mereka dapat mengkolaborasikan unsur-unsur budaya tradisional dengan elemen-elemen modern yang digemari anak muda, seperti musik, fashion, atau media digital. Kolaborasi dengan media sosial, influencer, atau event-event populer juga dapat menjadi strategi yang efektif untuk meningkatkan awareness dan ketertarikan generasi milenial terhadap budaya lokal. Dengan demikian, budaya lokal tidak hanya dilestarikan, tetapi juga dapat menjadi tren dan kebanggaan baru bagi generasi muda.
Dalam upaya pelestarian budaya, kita juga perlu memperkuat narasi besar tentang pentingnya mempertahankan warisan budaya sebagai identitas bangsa. Budaya merupakan akar dan fondasi bagi sebuah bangsa untuk terus berkembang dan berdiri kokoh di tengah gempuran globalisasi. Tanpa budaya yang kuat, sebuah bangsa akan kehilangan jati dirinya dan mudah terombang-ambing oleh pengaruh asing.
Oleh karena itu, seluruh elemen masyarakat harus bersatu padu dan bergandengan tangan dalam melestarikan budaya bangsa. Pemerintah, lembaga pendidikan, masyarakat, pelaku budaya, dan generasi muda harus berkolaborasi dan berkoordinasi secara sinergis. Masyarakat perlu terus diedukasi agar menyadari bahwa budaya lokal adalah warisan berharga yang perlu dijaga dan dilestarikan untuk generasi mendatang.
Baca Juga: Pergeseran Makna Hedonisme Epicurus di Kalangan Milenial
Generasi muda juga harus diberdayakan dan dilibatkan secara aktif dalam upaya pelestarian budaya. Mereka perlu diberikan ruang dan peran untuk menjadi agen perubahan dan pembaruan dalam mengembangkan budaya lokal agar tetap relevan dengan perkembangan zaman. Dengan demikian, budaya tidak akan menjadi sesuatu yang statis dan kaku, melainkan dapat beradaptasi dan berkembang sesuai dengan konteks kekinian.
Pada akhirnya, menjaga kelestarian budaya bangsa merupakan tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat. Hanya dengan upaya yang terkoordinasi dan kerjasama yang erat, kita dapat melestarikan warisan budaya yang sangat berharga ini di tengah derasnya arus globalisasi. Budaya adalah jati diri dan identitas kita sebagai bangsa yang harus terus dijaga dan diwariskan kepada generasi mendatang.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03
Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.