Profesi akuntansi di Indonesia kerap identik dengan ketelitian, objektivitas, dan keandalan data. Para akuntan memegang peranan penting dalam pelaporan keuangan, kepatuhan pajak, hingga perencanaan anggaran. Namun, meski memiliki keahlian teknis yang mumpuni, keterampilan komunikasi sering kali kurang diperhatikan. Padahal, komunikasi yang efektif adalah kemampuan esensial yang menjembatani data keuangan kompleks dengan wawasan bisnis yang dapat ditindaklanjuti.
Inti dari akuntansi adalah menyediakan informasi keuangan yang membantu pemangku kepentingan mengambil keputusan. Namun, kompleksitas terminologi akuntansi sering menjadi penghalang pemahaman, terutama bagi mereka yang tidak memiliki latar belakang keuangan. Istilah seperti “amortisasi” atau “EBITDA,” misalnya, mungkin mudah dipahami akuntan, tetapi membingungkan bagi pelaku UMKM atau investor.
Di Indonesia, banyak UMKM yang baru belajar memahami pentingnya laporan keuangan. Dalam konteks ini, kesenjangan komunikasi dapat berdampak langsung pada keberlanjutan bisnis mereka.
Untuk mengatasi tantangan ini, para akuntan perlu mengembangkan kemampuan menerjemahkan istilah teknis menjadi bahasa yang sederhana. Informasi yang disajikan dalam format kompleks sulit dicerna, sehingga perlu disederhanakan dengan menggunakan visualisasi seperti grafik atau diagram. Hal ini tidak hanya membuat data lebih mudah dipahami tetapi juga meningkatkan kepercayaan audiens terhadap akuntan sebagai penyedia informasi yang dapat diandalkan.
Di sisi lain, kemampuan bercerita melalui angka juga sangat penting. Data keuangan bukan sekadar kumpulan angka; data ini menjadi bermakna ketika dikontekstualisasikan dengan tujuan dan tantangan organisasi.
Alih-alih hanya menyajikan laporan laba rugi, seorang akuntan dapat menceritakan tren yang memengaruhi angka tersebut, risiko yang perlu diantisipasi, hingga peluang yang bisa dimanfaatkan. Pendekatan ini menjembatani intuisi bisnis dengan data berbasis fakta, terutama di kalangan pengusaha yang sering mengandalkan insting dalam pengambilan keputusan.
Baca Juga: Inovasi Kreativitas Gen Z dalam Wirausaha
Komunikasi etis juga menjadi aspek yang tak kalah penting. Di Indonesia, transparansi keuangan masih menjadi isu sentral, dan cara penyampaian informasi keuangan dapat memengaruhi tingkat kepercayaan pemangku kepentingan. Saat menyampaikan temuan audit, misalnya, akuntan harus menjaga objektivitas dan menyampaikan informasi secara jelas. Penyajian data yang salah, baik disengaja maupun tidak, dapat merusak reputasi organisasi dan menurunkan kepercayaan publik.
Selain komunikasi eksternal, akuntan juga harus mampu berkomunikasi secara efektif di lingkungan internal. Dalam dunia bisnis modern, kolaborasi lintas departemen menjadi kunci keberhasilan. Akuntan sering bekerja sama dengan tim pemasaran, operasional, atau teknologi informasi, yang masing-masing memiliki prioritas dan bahasanya sendiri.
Misalnya, saat berdiskusi dengan tim pemasaran tentang alokasi anggaran, akuntan perlu menyoroti dampak finansial dari strategi yang diajukan, bukan memaparkan detail teknis akuntansi yang sulit dipahami. Pendekatan ini mendukung kolaborasi yang harmonis dan memastikan wawasan keuangan terintegrasi dalam pengambilan keputusan.
Baca Juga: Teknologi AI: Solusi Kebingungan Mahasiswa atau Ancaman bagi Peran Dosen?
Mengembangkan keterampilan komunikasi yang kuat memerlukan komitmen dan latihan berkelanjutan. Para akuntan dapat meminta umpan balik dari rekan kerja atau mengikuti pelatihan komunikasi bisnis, berbicara di depan umum, hingga visualisasi data. Selain itu, memperluas wawasan di bidang non-akuntansi akan membantu akuntan lebih peka terhadap kebutuhan audiens yang beragam.
Dengan keterampilan komunikasi yang efektif, akuntan tidak hanya menjadi ahli teknis, tetapi juga penghubung yang mampu menjelaskan data kompleks dengan cara yang relevan dan berdampak.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.