Di era modernisasi dan digitalisasi yang berkembang pesat, sekolah memiliki peran yang semakin penting dalam menyiapkan siswa menghadapi tantangan masa depan. Proses pembelajaran tidak lagi terbatas pada interaksi tatap muka di ruang kelas, tetapi sudah dipengaruhi oleh teknologi digital yang membuka banyak peluang baru. Namun, kemajuan ini juga menghadirkan tantangan, terutama dalam pembentukan etika dan karakter siswa.
Pendekatan pembelajaran agama dapat menjadi solusi untuk meminimalkan perilaku negatif di lingkungan sekolah. Pembelajaran agama memiliki peran penting dalam membentuk karakter siswa dan menciptakan suasana positif di sekolah. Dengan fokus pada penguatan nilai-nilai moral dan spiritual yang terkandung dalam ajaran agama, pendekatan ini dapat mengurangi perilaku negatif yang merugikan individu maupun kelompok.
Baca Juga: Dampak Sosial dari Meningkatnya Kasus Pemerkosaan dan Pembunuhan di Indonesia
Manfaat pembelajaran agama sangat beragam, salah satunya adalah meningkatkan kedisiplinan dan pengendalian diri. Siswa yang memahami nilai-nilai agama, seperti pengendalian diri, lebih mampu menahan diri dari perilaku buruk dan menghindari godaan untuk melakukan tindakan negatif. Selain itu, pembelajaran agama juga meningkatkan kepedulian sosial.
Dengan diajarkan untuk peduli terhadap sesama, siswa akan mengurangi sikap individualis dan mendukung terciptanya lingkungan sosial yang saling membantu. Nilai-nilai agama juga memperkuat keterampilan sosial. Interaksi sosial yang positif, seperti saling menghormati, bekerja sama, dan memberi maaf, menjadi dasar penting untuk menciptakan iklim sekolah yang harmonis dan mengurangi konflik antar siswa.
Peran guru dalam mendukung pembelajaran agama sangatlah penting. Guru tidak hanya menyampaikan materi pembelajaran tetapi juga membimbing siswa dalam pembentukan karakter. Salah satu cara adalah dengan membina keterbukaan dan dialog.
Guru perlu menciptakan suasana yang mendukung dialog terbuka antara siswa dan guru, sehingga siswa dapat bertanya dan memahami lebih dalam nilai-nilai agama serta konsekuensi dari tindakan tidak etis. Selain itu, pembinaan moral secara berkala melalui ceramah, diskusi, atau forum tanya jawab tentang etika dan moralitas agama dapat menjadi upaya yang efektif.
Guru juga perlu menegakkan disiplin secara adil. Dalam hal etika, aturan sekolah harus diterapkan dengan adil, disertai sanksi yang mendidik bagi siswa yang melanggar, tetapi tetap memberikan ruang untuk perbaikan.
Sekolah di era modern harus menjalankan peran ganda: sebagai tempat pendidikan akademis dan lembaga pembentukan karakter. Dengan pendekatan yang tepat, terutama melalui pembelajaran agama, sekolah dapat membantu siswa menjadi individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga bermoral tinggi. Nilai-nilai yang diinternalisasi siswa akan menjadi pedoman mereka untuk menjalani kehidupan yang lebih baik, baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat secara luas.